![]() |
Para siswa/siswi SMPN 5 Batusangkar membaca Al Quran untuk membangun karakter yang religius.(IST) |
Pemerintah Kabupaten Tanahdatar berusaha untuk menciptakan masyarakat yang madani dan negeri yang aman, tentram dan damai, Baldatun Thoibatun Warabbun Ghafur. Hal ini sejalan dengan visinya yaitu “Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Tanahdatar Sejahtera dan Berkeadilan Dilandasi Filosofi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah”.
Untuk mewujudkan cita-cita mulia tersebut, perlu disiapkan generasi sedini mungkin. Ditambah lagi dengan lahirnya Perda Nomor 2 Tahun 2007 tentang Baca Tulis Al Quran bagi peserta didik dan Calon Pengantin (Catin). Pada tahun yang sama Pemerintah Provinsi Sumatera Barat juga mengeluarkan Perda Nomor 3 tentang Pendidikan Al Quran.
Menyikapi hal ini, perlu dilakukan usaha untuk merealisasikan lahirnya masyarakat Islami yang qurani. SMPN 5 Batusangkar sebagai sekolah Layanan Keunggulan Kabupaten Tanahdatar melakukan usaha nyata yaitu Pembinaan Tahfiz Al Quran. Program ini sekaligus merespon Program Unggulan Kabupaten Tanahdatar yaitu melahirkan satu rumah satu hafiz.
Falsafah “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah” menjadi motivasi terwujudnya masyarakat Minangkabau khususnya dan seluruh peserta didik pada umumnya yang beragama Islam. Apalagi kondisi di lapangan saat ini menggambarkan fenomena yang memprihatinkan.
Keadaan peserta didik SMP sebagian besar belum mampu membaca Al Quran dengan fasih. Apalagi untuk memahami dan menghayati isi serta mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan tahfiz dilaksanakan 2 kali dalam satu minggu yaitu Senin dan Rabu pada jam belajar tambahan di sore hari dimulai pukul 14.30-16.00 wib.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik dalam rangka meningkatkan kemampuan peserta didik dalam membaca Al Quran. hal itu juga merupakan stimulus dalam memahami isi kandungan Al Quran. Dengan demikian, mampu mendorong peserta didik mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kedekatan mereka dengan Al Quran akan membentuk karakter peserta didik. Tiada hari tanpa dan bersama Al Quran menjadi benteng bagi mereka dalam menghadapi hal-hal yang bersifat negatif. Mereka akan terlindung dari penyakit-penyakit masyarakat seperti narkoba, judi, penyalahgunaan zat-zat adiktif, pornografi, porno aksi dan sederetan pekat (penyakit masyarakat) lainnya.
Apalagi saat ini dengan meningkatnya populasi komunitas LGBT di Provinsi Sumatera Barat. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI yang dikutip dari ruangInfo.com pada Selasa tanggal 10 Mei 2022 yang lalu, LGBT di Sumbar berada ranking ke-5 di Indonesia.
Jumlahnya mencapai 18 ribu orang, setelah Provinsi DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Sungguh ini harus menjadi perhatian serius bagi kita di dunia pendidikan. Sasaran dari pelaksanaan program ini adalah seluruh peserta didik SMPN 5 Batusangkar dan PTK, serta berimbas kepada keluarga peserta didik.
Pengaruh ini akan terlihat ketika peserta didik menambah hafalan dan memurojo’ah hafalannya di rumah. Hal itu secara tidak langsung akan menjadi perhatian khusus bagi anggota keluarga.
Target yang hendak dicapai dari program ini adalah dalam pembinaan dengan rentang waktu 3 tahun dapat kita lakukan haflah wisuda hafiz Al Quran sesuai dengan kemampuan akhir dari peserta didik mulai dari haflah wisuda 1 juz sampai kepada 5 juz atau lebih.
Insya Allah kita akan dapat melihat keberhasilan pelaksanaan pembinaan Tahfiz Al Quran. Apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan atau belum sesuai. Dengan evaluasi yang dilakukan, akan dilakukan perbaikan pelaksanaan dari program tersebut.
Beberapa kegiatan dilakukan dalam rangka persiapan pembinaan Tahfiz. Terlebih dahulu dilakukan pendataan kemampuan hafalan peserta didik. Mulai dari 1 juz sampai kepada diatas 3 juz. Dari pendataan tersebut terdapat 3 kelompok yaitu kelompok menuju 1 juz, kelompok menjuju 2 juz, dan kelompok menuju 3 juz ke atas.
Kelompok menuju 1 juz dibagi menjadi kelompok-kelomok kecil yang berisikan 15 orang maksimal yang dibimbing oleh seorang guru dan seorang pendamping. Kelompok menuju 2 juz (1 juz lebih kurang dari 2 juz) juga dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang berisikan 15 orang juga yang dibimbing oleh seorang guru dan seorang guru pendamping.
Kelompok menuju 3 juz ke atas ( diatas juz 2 dan seterusnya ) dibagi juga menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 15 orang yang dibimbing juga seorang guru dan seorang pendamping per kelompok.
Dengan Program Tahfiz, hati dan pikiran peserta didik menjadi jernih. Selain itu, mereka akan merasakan ketenangan jiwa sehingga mampu menatap dan melangkah untuk meraih masa depan yang cerah.(***)
Menyikapi hal ini, perlu dilakukan usaha untuk merealisasikan lahirnya masyarakat Islami yang qurani. SMPN 5 Batusangkar sebagai sekolah Layanan Keunggulan Kabupaten Tanahdatar melakukan usaha nyata yaitu Pembinaan Tahfiz Al Quran. Program ini sekaligus merespon Program Unggulan Kabupaten Tanahdatar yaitu melahirkan satu rumah satu hafiz.
Falsafah “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah” menjadi motivasi terwujudnya masyarakat Minangkabau khususnya dan seluruh peserta didik pada umumnya yang beragama Islam. Apalagi kondisi di lapangan saat ini menggambarkan fenomena yang memprihatinkan.
Keadaan peserta didik SMP sebagian besar belum mampu membaca Al Quran dengan fasih. Apalagi untuk memahami dan menghayati isi serta mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan tahfiz dilaksanakan 2 kali dalam satu minggu yaitu Senin dan Rabu pada jam belajar tambahan di sore hari dimulai pukul 14.30-16.00 wib.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik dalam rangka meningkatkan kemampuan peserta didik dalam membaca Al Quran. hal itu juga merupakan stimulus dalam memahami isi kandungan Al Quran. Dengan demikian, mampu mendorong peserta didik mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kedekatan mereka dengan Al Quran akan membentuk karakter peserta didik. Tiada hari tanpa dan bersama Al Quran menjadi benteng bagi mereka dalam menghadapi hal-hal yang bersifat negatif. Mereka akan terlindung dari penyakit-penyakit masyarakat seperti narkoba, judi, penyalahgunaan zat-zat adiktif, pornografi, porno aksi dan sederetan pekat (penyakit masyarakat) lainnya.
Apalagi saat ini dengan meningkatnya populasi komunitas LGBT di Provinsi Sumatera Barat. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI yang dikutip dari ruangInfo.com pada Selasa tanggal 10 Mei 2022 yang lalu, LGBT di Sumbar berada ranking ke-5 di Indonesia.
Jumlahnya mencapai 18 ribu orang, setelah Provinsi DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Sungguh ini harus menjadi perhatian serius bagi kita di dunia pendidikan. Sasaran dari pelaksanaan program ini adalah seluruh peserta didik SMPN 5 Batusangkar dan PTK, serta berimbas kepada keluarga peserta didik.
Pengaruh ini akan terlihat ketika peserta didik menambah hafalan dan memurojo’ah hafalannya di rumah. Hal itu secara tidak langsung akan menjadi perhatian khusus bagi anggota keluarga.
Target yang hendak dicapai dari program ini adalah dalam pembinaan dengan rentang waktu 3 tahun dapat kita lakukan haflah wisuda hafiz Al Quran sesuai dengan kemampuan akhir dari peserta didik mulai dari haflah wisuda 1 juz sampai kepada 5 juz atau lebih.
Insya Allah kita akan dapat melihat keberhasilan pelaksanaan pembinaan Tahfiz Al Quran. Apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan atau belum sesuai. Dengan evaluasi yang dilakukan, akan dilakukan perbaikan pelaksanaan dari program tersebut.
Beberapa kegiatan dilakukan dalam rangka persiapan pembinaan Tahfiz. Terlebih dahulu dilakukan pendataan kemampuan hafalan peserta didik. Mulai dari 1 juz sampai kepada diatas 3 juz. Dari pendataan tersebut terdapat 3 kelompok yaitu kelompok menuju 1 juz, kelompok menjuju 2 juz, dan kelompok menuju 3 juz ke atas.
Kelompok menuju 1 juz dibagi menjadi kelompok-kelomok kecil yang berisikan 15 orang maksimal yang dibimbing oleh seorang guru dan seorang pendamping. Kelompok menuju 2 juz (1 juz lebih kurang dari 2 juz) juga dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang berisikan 15 orang juga yang dibimbing oleh seorang guru dan seorang guru pendamping.
Kelompok menuju 3 juz ke atas ( diatas juz 2 dan seterusnya ) dibagi juga menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 15 orang yang dibimbing juga seorang guru dan seorang pendamping per kelompok.
Dengan Program Tahfiz, hati dan pikiran peserta didik menjadi jernih. Selain itu, mereka akan merasakan ketenangan jiwa sehingga mampu menatap dan melangkah untuk meraih masa depan yang cerah.(***)